BAB 9
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN
KONSUMSI
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut
culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang
berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah
berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya
yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya
itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta,
rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta manusia
mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan
rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau
kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan
kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan. Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
A.
kebudayaan
itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
B.
kebudayaan
itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses
belajar; dan
C.
kebudayaan
itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-
2. DIMANAKAH
SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
Individu tidak lahir dengan membawa
nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui
informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
A.
Model atau
contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul;
B.
Moralitas,
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
C.
Sesuka hati
adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri.
Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik
internal bagi individu tersebut.
D.
Penghargaan
dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan
bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau
hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik.
E.
Tanggung
jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
3. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman
dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku konsumen
menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut
Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen
untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
4. MODEL PERILAKU KONSUMEN
Konsumen mengambil banyak macam keputusan
membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli
konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli
konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli.
serta mengapa mereka membeli.
Faktor Budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam
pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen
mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat,
dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu
produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku
sering diterima begitu saja. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya
yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan
dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap
waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan
konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi Tradisi
adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang
merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam
rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan
selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat
bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah
fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang
menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan
perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
5. DAMPAK NILAI – NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
KEBUTUHAN
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
KEINGINAN
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya.
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya.
PERMINTAAN
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
6. PERUBAHAN NILAI
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai.
Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
A.
Budaya
merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk
segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika
budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis
seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini
akan memberi kepuasan.
B.
Budaya
adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan
kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
C.
Kerumitan
dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan
ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.
BAB 10
PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
PENGERTIAN
KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu sosial dan
teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana seseorang
dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas adalah obyek
penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog dan sejarawan
sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari
"kelas" panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda.
FAKTOR
PENENTU KELAS SOSIAL
Kelas
sosial bukan hanya ditentukan oleh pendapatan seorang individu namun juga dapat
dibedakan dalam berbagai hal, antara lain :
- Pekerjaan
Sebagai
contoh, didaerah dieropa mengklasifikasikan strata social berdasarkan a
keluarga, kelas menegah atas diisi oleh individu yang mempunyai pekerjaan
sebagi dokter, akuntan, direktur, atau konsultan. Kelas menengah diisi oleh
manager tingkat menengah, dosen, dan suster. Kelas menengah bawah diisi oleh
manager junior, pengawas, dan karyawan kantor. Kelas pekerja terampil diisi
oleh mandor, petani, dan tukang. Kelas pekerja diisi oleh buruh dan pelayan.
Sedangkan kelas bawah terdapat buruh penghasilan rendah dan pengsiunan.
- Prestasi Pribadi
Status
seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang berhubungan dengan
status orang lain didalam suatu pekerjaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa
yang berhasil mendapatkan nilai tinggi akan mendapatkan kedudukan yang lebih
tinggi dari pada mahasiswa lain yang memiliki nilai rendah.
- Interaksi
Orang
merasa paling senang jika mereka berada bersama orang dengan nilai dan prilaku
yang sama, sosiolog yang menekankan analisis interaksi social kadang disebut
kelompok “Siapa mengundang siapa, untuk makan malam” didalam rancangan seperti
ini keanggotaan kelompok dan interkasi dianggap sebagai kelompok determinant
utama dari kelas social.
- Kepemilikan
Pemilihan
adalah simbol pemilihan kelas bukan hanya dari jumlah kepemilikan tapi juga
dari sifat yang dibuat. Seorang dengan strata sosial yang tinggi akan memiliki
berbagai macam barang yang bernilai tinggi pula, baik dari segi estetika maupun
materinya. Sedangnkan orang yang strata sosial rendah kepemilikan barangnya
bernilai lebih rendah dari orang yang lebih kaya.
- Orientasi Nilai
Nilai
menunjukan kelas sosial dimana seseorang termasuk didalamnya. Ketika sekelompok
orang berbagi seperangkat kepentingan bersama yang abstrak untuk mengorganisasi
dan menghubungakan banyak sifat spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan
kelompok dengan tingkat dimana ia memiliki nilai ini.
- Kesadaran Kelas
Kelas
sosial seseorang ditunjukan hingga jangkauan tertentu. Dengan seberapa sadar
orang bersangkutan akan kelas sosialnya didalam satu masyarakat, biasaya orang
yang sadar akan kelasnya, yaitu; orang yang berasal dari kelas yang tinggi
meskipun orang yang berasala dari golongan rendah lebih sadar akan realitas
kelas sosial dirinya.
PENGUKURAN
KELAS SOSIAL
Banyak
metode sudah dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan kelas social.
Untuk para peneliti konsumen, tujuannya biasanya adalah menghubungkan variable
terkait (dependent variable) seperti pemakaian produk, preferensi merek, sikap,
citra dan pelanggan took, dengan variable bebas (independent variable) dari
kelas social. Dengan penilitian seperti ini, barangkali mungkin untuk
mendifinisikan pangsa pasar kelas social dan mengerti pola konsumsi serta
pembelian dari pangsa itu.
Metode
penelitian kelas social terdiri dari dua jenis, yaitu
- Metode teoritis dan keabsahan
Metode
reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat
posisi atau presitse orang lain.
Metode
reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas
social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya
di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi
sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak
pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal.
Penelitian
toeritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya
kita yang sekarnag menghubungkan kelas social dengan konsumsi.
- Metode penelitian pemasaran
Para
peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan
hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode
objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai
dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan
adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal,
pemilik barang, dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke
dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi
indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks
ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari
berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode
subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri
berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali,
memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua alasan:
A. Responden
cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
B. Responden
menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya
membesar-besarkan ukuran kelas menengah
APAKAH
KELAS SOSIAL BISA BERUBAH??
Apakah
kelas sosial sama meratanya seperti pernah dialami sebelumnya? Barangkali kelas
sosial lenyap diantara orang dari kelas perkerja dan kelas menengah. Teori ini
kadang disebut embourgeosiment of society atau teori masifikasi.
Suatu
tinjauan luas terhadap factor-faktor seperti kekuasaan, pendapatan, kakayaan,
status dan partisipasi didalam proses politik ileh kriesberg disimpulkan:
Kekayaan
pribadi barangkali menjadi didistribusikan secara sama dalam belas tahun
terakhir, tetapi kekayaan dalam bentuk saham perusahaan; konsentrasi dalam
pemilikan sarana produksi meningkat seperti direfleksikan didalam penyusutan
wirausaha
Studi
Duncan di University of Michigan menunjukan mobilitas ekonomi yang jauh lebih
besar dibandingkan yang umumnya dianggap bener pada masa lalu. Studi itu
didasarkan pada analisis gerakan diantara quintile pendapatan dan
memperlihatkan bahwa diantara tahun 1971 dan 1978 hanya sekitar setangah
dari mereka yang mulai dengan quintile pendapatan terendah berakhir
diatas sana sebaliknya dari individu-individu didalam keluarga dengan quintile
tertinggi, kurang dari setengah tetap berada disana. Jadi, “dari kaya
menjadi miskin” hamper sama lazimnya dengan “dari miskin menjadi kaya” di Amerika
Serikat.
PEMASARAN
UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL
·
Penentuan
pangsa pasar
Kelas
sosial kerap diterapkan pada masalah penentuan pangsa pasar, proses
mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogeny dan membuat tawaran uang kuat
secara khusus untuk mereka.
Prosedur
untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
- Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk
- Perbandingan variable kelas sosial untuk pemangsaan dengan variable lain (pendapatan, siklus hidup, dsb.)
- Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi didalam target pasar.
- Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan efektifitas bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
·
Pengenalan
kebutuhan dan kriteria evaluasi
Sebagai
seorang pamasar, sebelum melakukan proses promosi harus menyiapkan berbagai
macam persiapan, didalam kasus ini persiapan yang harus kita lakukan adalah
menggali informasi tentang kebutuhan dari pangsa pasar kelas sosial dengan
melakukan setidaknya observasi tehadap pangsa pasar kelas sosial.
·
Proses
pencarian
Perbedaan
kelas sosial membedakan pula pola informasi tentang suatu produk yang didapat
oleh masing-masing individu, kelas bawah yang berada didaerah lebih terpencil
akan susah mendapatkan informasi tentang suatu barang yang beredar dipasaran
sedangkan orang kelas menengah keatas lebih mudah mendapatkan informasi
tersebut.
BAB 11
PERILAKU INDIVIDU
PERILAKU INDIVIDU
Kelompok ReferensI
Perilaku
seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Keluarga
Keluarga
dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung
pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para
anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita
dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri
dan anak).
Peranan dan Status
Sepanjang
kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub
dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan
sebagai Peranan dan Status.
- Faktor Pribadi
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian
terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu
pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)
- Faktor Psikologis
Pilihan
seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu :
motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada
organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan
sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan
kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan
fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk
mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut
(Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu
dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa
lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain
bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis
tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan
diterima.
Seperti
yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Persepsi
Fenomena
yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.
Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang
berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Kepercayaan dan Sikap
Melalui
perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan
adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah
sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Contoh kasus :
Seorang
remaja bernama Iwan berumur 19 tahun dengan seorang Bapak bernama Pak Bambang yang
berumur 48 tahun memiliki perilaku konsumen yang berbeda karena kebutuhan
konsumsi mereka pun berbeda. Hal ini disebabkan karena umur, gaya hidup dan
kepribadian mereka. Iwan yang seorang mahasiswa kebutuhan hidupnya sangat
berbeda dengan Pak Bambang yang sudah bekerja dan berkeluarga. Salah satu
contohnya adalah seperti membeli baju, Iwan lebih banyak membeli baju
kaos yang digunakannya untuk pergi ke kampus sedangkan Pak Bambang lebih
memilih membeli baju kemeja yang dapat digunakan untuk pergi ke kantor. Gaya
hidupnya pun berbeda karena lingkungan sekitar seperti Iwan yang merokok karena
rata-rata temannya merokok tetapi Pak Bambang tidak merokok karena ia memiliki
keluarga dan tidak mau meracuni keluarganya.
BAB 12
PENGARUH
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
PENGARUH
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA DALAM PERILAKU KONSUMEN
Studi
tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi
tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi
pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai
organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah
dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada
seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih
kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua
anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama
melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau
pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :
a) Fungsi
Produksi Rumah Tangga
b) Stok
(Sumber Daya) Rumah Tangga
c) Variabel
Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun
rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu
menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk
membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit
yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di
dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga
nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
KELUARGA DAN PENGARUH RUMAH TANGGA
Secara ilmiah keluarga
dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan.
Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak
berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah
tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak
mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan
lain-lain.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
1. Penjaga
pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan
pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusa.
2. Pemberi
pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria
yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana
yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
3. Pengambil
keputusan (decider). Orang dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk
memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek apa
yang yang akan dipilih.
4. Pembeli
(buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko,
menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5. Pemakai
(user). Orang yang menggunakan produk.
PENENTU
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SUATU KELUARGA
Beberapa
factor spesifik yang menentukan dalam membuat keputusan pembelian pada sebuah
keluarga :
a.
Kebutuhan
antar pribadi, tingkatan seseorang pada investasi dalam kelompok.
b.
Keterlibatan
dan manfaat produk, yaitu produk mana yang akan digunakan atau memuaskan
kebutuhan.
c.
Pertanggungjawaban,
orang lebih menyukai tidak setuju dengan sebuah keputusan jika itu membawa
konsekuensi dan komitmen jangka panjang.
d.
Kekuasaan,
keputusan membeli dalam keluarga dipengaruhi oleh keputusan lainnya. Pada keluarga
tradisional suami cenderung punya kekuasaan lebih daripada istri, kemudian pada
anak yang lebih tua dan seterusnya.
FAMILY
LIFE CYCLE ( FLC )
Konsep
family life cycle merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap
perkembangan kebanyakan keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam
tatanan keluarga dan gaya hidup sekaranag maka konsep family life cycle dapat
dibagi dua :
1.
Skema
Family Life Cycle Tradisional
Tahap 1, masa lajang, orang
muda lajang hidup terpisah dari orang tua.
Tahap 2, pasangan yang
berbulan madu.
Tahap 3, orang tua,
mempunyai satu anak dan tinggal serumah.
Tahap 4, pasca orang tua,
suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal serumah.
Tahap
5, disolusi, seorang suami atau istri yang masih hidup.
2.
Tahap-tahap
Family Life Cycle Alternatif
a.
Rumah
tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang
terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
b.
Rumah
tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa
anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.
PERUBAHAN
STRUKTUR KELUARGA
Seperti
semua lembaga, keluarga adalh suatu sistem norma dan tata cara yang diterima
untuk menyelesaikan sejumlah tugas penting. Mendefinisikan keluarga tidaklah
begitu mudah, namun telah diupayakan sebelumnya. Dan dapat diungkapkan disini
adalah bahwa keluarga adalah (1) suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang
yang sama ; (2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau
perkawinan ; (3) pesangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; (4) pasangan
tanpa nikah yang mempunyai anak ; (5) satu orang dengan beberapa anak, begitu
yang dikatakan Paul B. Horton & Chester L. Hunt, dari Western Michigan
University.
Para anggota suatu
komunitas mungkin bisa menyebut dirinya sebagai suatu keluarga, akan tetapi,
pada umumnya tidak mampu tinggal dalam suatu rumah di suatu daerah ‘tempat
tinggal keluarga tunggal’. Pasangan ‘kumpul kebo’ yang hidup bersama tanpa
nikah tidaklah diakui sebagai suatu keluarga (Bdk. Biro Snsus Amerika Serikat)
. Menurut biro ini, sebuah keluarga adalah ‘dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam suatu rumah
tangga’ , bukan sebagai ‘posseiq’ (orang-orang yang berlawanan jenis
yang hidup secara bersama-sama).
Kalau dilihat dari susunan
keluarga maka pertalian darah antara suami istri dan anak-anak menjadi
perhatian utama. Keluarga sedarah terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu digambarkan melalui garis lelaki (patrilinial)
atau melalui garis perempuan (matrilinial). Keluarga yang didasarkan
atas pertalian perkawinan atau kehidupan suami istri, maka disebut keluarga
suami istri (conjugal family), Keluarga hubungan kerabat sedarah (consanguine
family), tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri melainkan
pada darah dari sejumlah kerabat.
BAB 13
PENGARUH SITUASI
TIPE-TIPE
SITUASI KONSUMEN
Secara
garis besar jenis/tipe situasi konsumen dibagi menjadi 3 sesuai dengan waktu
kegunaannya yaitu :
- Situasi Komunikasi
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau
nonpribadi
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
a.
Komunikasi
Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
b.
Komunikasi
non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard,
brosur, leaflet dsb
c.
Informasi
diperoleh langsung dari toko melalui promosi.
- Situasi Pembelian
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal:
Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng
Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di
swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat
sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan
mencari di tempat lain.
- Situasi Pemakaian
Misal:
Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau
pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan
atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja. Para
Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan
produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada
situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian
olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
INTERAKSI
INDIVIDU DENGAN SITUASI
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu
sejak saat makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat.
Dengan demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang
terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap
factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena
konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat
berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
PENGARUH
SITUASI TAK TERDUGA
Bagaimana
seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang
dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian , yang
tadinya dia tidak mau embeli barang tapi karena suatu hal jadi membeli
barang tersebut .
PEMBAHASAN
CONTOH KASUS
Misalkan
ketika seseorang sedang menjalani perjalanan jauh menggunakan kapal untuk
menuju pulau tertentu, tentu dia akan membawa persedian makanan, tapi hanya
untuk 2 hari paling lama dan seterusnya dia harus membeli makanan yang ada dikapal,
memang secara harga pasti akan mahal dari biasanya, namun harus dipertimbangkan
bahwa dia juga bukan berada ditempat yang biasa, dari situlah seseorang/
konsumen akan mempertimbangkang situasi/ kondisi dimana dia berada.
Dan
mau tidak mau dia harus membeli makanan tersebut walaupun harganya mahal
dibandingkan ditempat lain. (situasi pembelian)
Pada
saat musim dingin biasanya orang-orang akan menggunakan pakaian musim dingin
atau baju hangat, berbeda halnya dengan seseorang yang pergi ke tempat yang beriklim
tropis dan hangat, pasti akan ada perbedaan dalam hal penggunaan pakaian.
Orang
yang pergi ke tempat tropis seperti pantai, pasti akan menggunakan pakaian yang
tidak terlalu tebal. Disitulah dapat kita lihat pengaruh tempat dan iklim akan
mempengaruhi seseorang dalam hal pemakaian barang.(situasi pemakaian)
Ketika
seseorang sedang membutuhkan informasi, maka orang tersebut pasti akan mencari
informasi yang dia butuhkan, entah itu melalui surat kabar komunikasi langsung
dengan orang lain atau mungkin melalui media elektronik, semua itu tergantung
jenis informasi yang dibutuhkan.
Misalkan
seorang ibu yang sedang berhemat, pasti akan mencari informasi tentang
harga-harga kebutuhan pokok, melalui surat kabar/Koran atau mungkin akan
mendatangi tempat kebutuhan tersebut. Ketika ibu tersebut sudah mendapat
informasi secara jelas tentang harga-harga barang yang naik dan mana harga
barang yang turun tentu dia akan mengevaluasi hasil tersebut dan membeli
kebutuhan sesuai dengan kemampuannya.(Situasi komunikasi)
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar