Minggu, 17 Maret 2013

Tugas bahasa indonesia 2 – Metode Ilmiah



Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakteristik Metode Ilmiah
Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:
·         Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah
·         Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
·         Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·         Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·         Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Langkah – Langkah Metode Ilmiah
  • Menyusun Rumusan Masalah
  • Menyusun Kerangka Teori
  • Merumuskan Teori
  • Melakukan Eksperimen
  • Mengolah dan Menganalisis Data
  • Menarik Kesimpulan
  • Mempublikasikan Hasil
Menyusun Rumusan Masalah
Hal-hal yang harus diperhatikan:
  • Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
  • Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
  • Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
Menyusun Kerangka Teori
Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan.
Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.

Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

Contoh kasus metode ilmiah :

''LINGKUNGAN HIDUP DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN''

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Pada dasarnya lingkungan hidup dikenal sebagai tempat dimana semua makhluk hidup tinggal dan melakukan kehidupannya sehari-hari.

Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang merusak lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.

Selain itu, kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaannya juga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Banyak polutan yang menyebabkan lingkungan menjadi tercemar dan kotor. Hal ini juga terjadi di lungkangan sekitar tempat tinggal penulis.

Berdasarkan kondisi dan keadaan di lingkungan tersebut, penulis menyusun karya tulis ini agar dapat memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan sekitar penulis yang sudah banyak tercemar akibat kegiatan masyarakat sekitar.

1.2 Batasan Masalah

Didalam pembuatan karya tulis ini penulis akan membahas mengenai defenisi lingkungan hidup dan jenis – jenis zat yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penulis akan membahas mengenai beberapa masalah, yaitu :
a. Lingkungan hidup dan perubahannya
b. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup
c. Pencemaran lingkungan hidup dan zat pencemarnya.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarka latar belakang yang menjadi alasan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk :
a. Memberi tahukan kepada pembaca mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan  sekitar tempat tinggal penulis.
b. Dapat mengajak pembaca untuk mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
c. Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

1.4 Metode Penelitian

Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka. Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini.

Penulis juga mengunakan metode penelitian,yakni penulis meninjau lokasi tempat pencemaran yang ada di lingkungan penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Hidup dan Perubahannya.

Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia mempunyai peran yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1886, yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar organism dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari mengenai lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara keseluruhan. Lingkungan hidup mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai tempat kediaman dan sebagai sumber kehidupan.

Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :

  1. Pemurnian udara dan air
  2. Pengurangan kekeringan dan banjir
  3. Pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah
  4. Detoksifikasi (penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
  5. Penyerbukan tanaman perkebunan dan vegetasi alami
  6. Penyebaran benih
  7. Siklus dan pergerakan nutrien
  8. Pengendalian mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
  9. Pemeliharaan biodiversitas
  10. Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
  11. Perlindungan dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
  12. Stabilitas iklim parsial
  13. Pengendalian cuaca yang ekstrim dan dampaknya
Pembangunan yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan diutamakan untuk “pertumbuhan ekonomi” yang tidak ramah lingkungan. Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pengaruh terhadap lingkungan sebagai akibat pengurasan dan pemborosan sumber daya alam serta pencemaran lingkungan di antaranya adalah :

  1. Peningkatan pencemaran limbah B3 (bahan buangan barbahaya beracun)
  2. Peningkatan hujan asam
  3. Penipisan gas O3 (lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung bumi dari berbagai sinar kosmis yang membahayakan kesehatan.
  4. Peningkatan gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CPC, dan N2O
  5. Pemanasan global
  6. Punahnya hutan tropis dengan laju kepunahan 100.000 km2/tahun
  7. Degradasi keanekaragaman hayati bumi
  8. Penyusutan tanah subur dan peningkatan tanah kritis
  9. Krisis air bersih
Dengan kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup generasi yang akan datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam cara untuk melestarikan lingkungan hidup. Seperti pengolahan sampah dan pemakaian sumber energi alternatif.

B. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup.

1. Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia.
  1. Pencemaran lingkungan
  2. Penebangan hutan
  3. Pembangunan
  4. Penggunaan pestisida
2. Perubahan lingkungan akibat faktor alam
  1. Banjir
  2. Gempa bumi
  3. Gunung meletus
C. Pencemaran Lingkungan Hidup

1. Pencemaran

Dalam UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan lingkungan hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang diintroduksi ke lingkungan adalah pencemar atau polutan.

2. Jenis – Jenis Pencemaran.

a) Pencemaran Udara

Udara di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena berbagai kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan pembakaran hutan menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk sampingnya. Di samping itu partikel bisa tersebar melalui angin dan kegiatan vulkanik. Kegiatan lain yang dapat meningkatkkan pencemar di udara adalah kegiatan manusia. Sumber pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon (HC), Sox, dan partikel. Sumber utama pencemar udara berasal dari transportasi yang menyumbang hampir 60% CO dan 15% HC.

Polutan pencemaran udara yaitu :

1) Karbon Dioksida (CO2).

Karbon dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, dan pembusukan.

2) Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Monoksida (NO).

Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.

3) Karbon Monoksida (CO).

Berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, CO juga bisa berasal dari pembakaran sampah dan industri.

4) Kloro fluoro karbon (CFC).

Berasal dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.

5) Dioksin.

Dioksin terdiri dari 210 senyawa yang termasuk golongan polychlorinated dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDF). Dioksin bersifat karsinogenik (bahan yang diduga penyebab kanker) kuat dan menyebabkan perubahan system hormon, pertumbuhan abnormal, mengganggu janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penghambatan system kekebalan tubuh.

Sumber dioksin adalah pembakaran bahan bakar biomassa, limbah pertanian, dan sampah. Pembentukan dioksin terjadi saat pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti limbah tumbuhan, banyak jenis kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin bertimbal yang mengandung khlor. Penyebaran dioksin dapat melalui udara lalu mengendap di permukaan tanah, bangunan, air, daun, dan lain-lain.

6) Nitrogen Oksida(NO).

Sumber NO terbanyak dilepaskan dari hasil kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak menyebabkan masalah karena tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah yaitu yang berasal dari kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas alam dan bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu dalam jumlah yang cukup besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, seperti munculnya bintik pada daun, nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada fotosintesis. Selain itu, NO dapat menyebabkan paralisis system saraf pada hewan.

7) Hidrokarbon (HC) dan Oksidan Fotokimia.

Hidrokarbon dihasilkan dari kegiatan manusia dengan sumber utama transportasi (sekitar 50%), pembakaran gas, minyak, arang an kayu, proses industri, pembuangan sampah, kebakaran hutan dan sebagainya. Bahaya polutan HC berasal dari hasil reaksi fotokimia yang melibatkan sinar matahari dan siklus fotolitik NO. dampak HC dan oksida fotokimia terhadap tumbuhan beragam seperti nekrosis, daun muda rusak, menghambat pertumbuhan, dan bagian-bagian bunga mati. Sedangkan dampak terhadap manusia meliputi iritasi mukosa dan mata, gangguan sistem pernapasan serta hilangnya koordinasi tubuh.

8) Timbal (Pb).

Gas Pb dihasilkan dari pembakaran zat aditif bensin. Sumber lain partikel Pb adalah pabrik alkil Pb dan Pb oksida dan pembakaran arang.

9) Sulfur Oksida (SO).

Berasal dari aktifitas vulkanik an aktifitas manusia seperti pembakaran arang, minyak, dan gas. Sumber lainnya yaitu proses industri seperti pemurnian petroleum, industry H2SO4, dan peleburan baja. dampak sulfur terhadap tanaman menyebabkan warna daun memucat, kering, dan mati sedangkan dampak kronis menyebabkan daun kuning karena pembentukan klorofil terhalang. Pengaruh terhadap manusia menyebabkan iritasi pada sistem respirasi dan merupakan polutan yang berbahaya untuk orang tua dan penderita kronis system pernapasan dan kardiovaskuler.

10) Partikel.

Polutan jenis ini berada di udara dalam jumlah cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya berasal dari kegiatan vulksnik sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia berasal dari pembakaran diikuti industri seperti peleburan baja. Partikel mengganggu proses fotosintesis karena kerak yang terbentuk dari campuran partikel dan uap air di daun yang tidak tercuci dengan air hujan.

11) Pengaruh rumah kaca.

Rumah kaca dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu naiknya suhu bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca dan menyebabkan kandungan energi meningkat mendorong terjadinya perubahan iklim antara lain frekuensi dan intensitas badai dan peristiwa ekstrim lainnya.

b) Pencemaran Air

Sumber pencemaran air meliputi sebagai berikut :

1) Padatan

Polutan dalam bentuk padatan terbagi ke dalam padatan terendapkan (sedimen), tersuspensi, dan koloid,terlarut, lemak, dan minyak. Sedimen adalah padatan yang langsung mengendap jika air didiamkan beberapa saat karena ukurannya relatif besar. sedimen merupakan padatan yang umum ditemukan dalam air permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai menjadi keruh, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada gangguan kesetimbangan menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.

2) Limbah Pertanian.

Kegiatan pengolahan tanah (menyebabkan sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama merupakan kegiatan yang menjadi sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan karena biasanya tidak semua pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya unsure hara akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem. Beberapa polutan yang biasa dipakai pada pertanian :

¹ Obat insektisida, bisa mematikan biota air.

¹ Pupuk, menyebabkan eutrofikasi, yakni suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan organism anaerob.

3) Limbah Rumah Tangga.

¹ Bahan organik, menyebabkan biota air mati.

¹ Bahan anorganik, menyebabkan banjir.

¹ Bahan biologis, menyebabkan timbulnya penyakit.

4) Limbah Industri.

Limbah industri meliputi bahan organik dan bahan anorganik.

5) Mikroorganisme

Mikroorganisme di dalam air berasal dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman/hewan hidup dan mati, serta bahan organik lainnya. Lama tidaknya mikroorganisme di dalam air tergantung kecocokan kondisi air dengan syarat hidupnya. Air bisa menjadi media bagi penyebaran penyakit patogen yang berbahaya. Jumlah dan jenis mikroorganisme tergantung pada sumbeer air, komponen nutrient dalam air, bahan toksik, organism air, dan factor fisik.

6) Logam Berat.

Logam berat yang sering menjadi polutan di perairan adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr, dan Ni. Merkuri secara alami banyak ditemukan dalam bentuk tergabung dengan bahan lain dan tersebar di karang, tanah, udara, dan air serta organism melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.

7) Penangkapan Ikan dengan Menggunakan racun.

Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun (seperti potassium), selain dapat mencemari air, juga bisa membunuh anakan ikan atau bibit ikan yang masih kecil, dan organism lainnya yang berada di lingkungan air tersebut.

c) Pencemaran Tanah.

Jenis polutan tanah yaitu :

1) Senyawa Xenobiotik Organik.

Senyawa ini ditemukan dalam tanah dan beberapa diketahui bersifat karsinogenik (penyebab kanker), teragenik, dan atau mutagenic(penyebab mutasi). Senyawa ini masuk kedalam lingkungan alami secara langsung dari penggunaan pestisida atau kebocoran karena kecelakaan atau secara tidak langsung melalui pembuangan limbah yang tidak tepat menghasilkan polusi dalam bentuk emisi gas, kontaminasi air larian, atau cairan yang dihasilkan dari pengomposan.

2) Nitrat dan Fosfat.

Nitrat dan fosfat dibuang ke perairan dalam bentuk limbah rumah tangga, limbah industri, air larian dari kota dan desa, dan limbah pertanian. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya nitrogen dalam tanah adalah kondisi terlewat subur, pencemaran pada sumber air minum yang berpotensi menyebabkan kanker.

3) Sulfur dan Nitrogen Oksida.

4) Logam.

Biotransfer logam toksik dari tanah yang terkontaminasi terhadap tumbuhan yang akhirnya dikonsumsi manusia dan hewan domestik lainnya. Logam bisa berada dalam bentuk bagian dari mineral tanah, senyawa yang terndapkan, diserap dalam pertukaran organik dan anorganik pada permukaan, organic terlarut dalam larutan tanah, dan dalam tubuh biota.

5) Pencemar lainnya.

Sumber pencemar tanah lainnya adalah feses, menyebabkan penyakit cacing meningkat. Pencemar tanah yang lainnya adalah timbale (Pb) dari bensin sehingga transportasi menjadi sumber pencemar terpenting.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal kita sudah banyak tercemar oleh kegiatan masyarakat sehari-hari.

Lingkungan hidup adalah tempat tinggal semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Saat ini terjadi perubahan lingkungan yang disebabkan oleh :
a. Aktivitas manusia
b. perubahan kondisi alam.

Di lingkungan tempat tinggal penulis dan juga lingkungan sekolah penulis banyak terjadi pencemaran lingkungan. Kebanyakan akibat pembuangan sampah secara sembarangan oleh masyarakat. Pencemaran yang terjadi yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara.

Adapun bahan – bahan yang banyak mencemari lingkungan di antaranya :

  1. Sampah dari kegiatan rumah tangga.
  2. Limbah Industri yang tidak di olah sebelum dibuang.
  3. Limbah pertanian akibat pemakaian yang tidak sesuai aturan.
3.2 Saran

Setelah mengetahui kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal penulis, hendaknya pembaca yang juga tinggal di lingkungan yang sama dengan penulis tergerak hatinya untuk melestarikan lingkungan dan tidak membuang sampah secara sembarangan. Karena lingkungan ini adalah lingkungan kita yang penting untuk dijaga kelestariannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

Tujuan Metode Ilmiah adalah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah yang rasional dan teruji sehingga dapat menjadi suatu pengetahuan yang dapat diandalkan. Dalam kasus diatas berkaitan dengan metode ilmiah terutama dengan tujuan metode ilmiah yaitu untuk mengetahui faktor penyebab perubahan dan pencemaran lingkungan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar