Minggu, 17 Maret 2013

Tugas3 Bahasa Indonesia – Membedakan Karangan



Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Ada lima jenis karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

1.   Karangan Narasi
Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
·         Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
·         Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
·         menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
·         Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
·         Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Contoh karangan Narasi :
Kesialanku
          Tepat pukul 11.00 WIB pekan lalu, aku baru pulang dari kuliah. Seperti biasanya aku pulang kerumah naik ojek yang beraa didepan kampusku. Kebetulan saat itu matahari sangat terik-teriknya sehingga hawa panas menyelimuti tubuhku dan lagi ditambah rasa lapar yang sejak tadi menghantuiku, membuat suasana saat itu tak mengenakkan untukku.
Diperjalanan menuju kerumah terselip kejadian lucu, ternyata ojek yang aku naiki salah jalan. Tadinya aku sempat kesal namun setelah ia berbicara untuk menanyakan jalan yang benar, ia menggunakan logat bahasa jawa yang tak ku mengerti. Tanpa sengaja aku tertawa kecil. Namun aku nalar saja maksudnya adalah menanyakan jalan yang benar. Kejadian tersebut cukup membuat ku geli disaat terik matahari yang kian menusuk tubuhku.
Sesampainya dirumah kesialan kembali menerpaku. Ternyata rumahku masih terkunci, tak seorangpun yang berada didalam rumah dan kebetulan saat itu aku tidak membawa kunci cadangan. Kembali aku merasa sangat kesal saat itu. Akhirnya aku menunggu untuk beberapa menit sampai orang tua ku kembali. 10 menit pertama telah berlalu, aku masih duduk di kursi teras depan rumahku. 10 menit berikutnya pun telah berjalan tanpa kusadari, lagi-lagi tak kujumpai orang rua ku kembali.
Setelah hamper 40 menit aku menunggu dengan rasa bosan. Terbesit sekilas dalam pikiranku untuk menghubungi orang tua ku. Akhirnya aku menghubungi orang tua ku. Aku heran mengapa hal ini tak terpikirkan olehku sejak tadi, mungkin karena terlalu emosi sehingga hal sekecil itu tak lagi terpikirkan olehku.

2.  Karangan Deskripsi
ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

     Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a)   Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b)   Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
c)   Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d)   Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

Contoh karangan deskripsi :
Gedung Olahraga dikala Kejurnas

          Sore itu aku berada di sebuah gedung olahraga yang besar dengan rerumputan hijau yang indah. Poster bertuliskan ”kejurnas bulutangkis” serta bendera bergambar atlet bulutangkis meramaikan bagian halaman depan gor yang terletak di jalan Sudiang tersebut. Lautan manusia adalah pemandangan pertama yang kudapati. Disetiap sisi gor terdapat berbagai macam stand yang menjual berbagai macam barang. Baju bertuliskan ”i love badminton”, gantungan kunci berbentuk shuttelcock, serta DVD menjadi serbuan para pembeli. Pergi ke gor untuk menonton pertandingan bulutangkis adalah impianku sejak lama.
          Anak tangga yang banyak dan cukup tinggi menjadi tantangan  untuk masuk ke dalam gor. Sebuah poster besar berukuran 3 x 3 meter menghiasi pintu depan gor tersebut. Tampak 4 orang TNI berjaga di depan pintu. Dari balik pintu bahkan sudah terdengar histeria dari penonton yang berada dalam gor yang tampak berdinding kokoh itu.
          Dinding gedung olahraga terlihat gelap dengan warna hijau tua yang menutupi tiap bagian dindingnya.. Terlihat tempat duduk tersusun secara bertingkat memenuhi seluruh isi gor dan mengelilingi 6 buah lapangan hijau, yang dilengkapi dengan kursi wasit, kursi pelatih, papan nilai dan tentunya 6 buah jaring net. Sorot lampu ke arah lapangan memperjelas pandanganku pada atlet-atlet yang bertanding di lapangan karpet tersebut. Bunyi decikan sepatu altet bahkan terdengar sampai ke bagian kursi penonton. Menginjakkan kaki ke dalam gor adalah hal paling mengagumkan bagiku.
          Ruangan gor yang luas namun tanpa ventilasi, tanpa ruang terbuka selain pintu, dan tanpa AC membuat udara terasa sangat panas. Bahkan jumlah penonton yang mencapai ribuan membuat suasana semakin sesak. Tidak ada perbedaan antara kursi tribun biasa dengan kursi VIP yang tepat berada di tengah gor, semuanya merasakan suasana yang sama. Panas yang menemani dan keringat yang menggelujur di seluruh tubuh menjadi hadiah tersendiri dari gedung olahraga yang menjadi langganan tempat kejurnas berlangsung setiap tahunnya.

 3.  Karangan Eksposisi
adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

    Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a)   Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b)   Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c)   Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d)   Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e)   Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Contoh karangan eksposisi :
Rasa Takut
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut.
Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi dan suasana tersebut.
Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan situasi yang telah Anda pelajari.
Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa takut.
Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda. Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan yakin bahwa rasa takut iu akan hilang dengan kepercayaan diri yang kuat dan keyakinan yang tinggi
Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda

4.  Karangan Persuasi
adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Contoh karangan persuasi :
Sistem Pendidikan Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.
Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.
Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Tidak hanya dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang lebih penting adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri. Hal tersebut dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional.

5.  Karangan Argumentasi
      Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

     Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a) Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b)   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c)   Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d)  Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas
e)  Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

Contoh karangan argumentasi :

Adopsi Anak Indonesia Oleh Orang asing, Mengapa Tidak ?

Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial, budaya, dan psikologis dari praktek adopsi ini sebelum orang-orang keburu menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yang mandiri, mungkin praktek-praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar negeri dan segala bentuk hubungan serta ‘produk’ yang berbau luar negeri lebih baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang menetukan di dalam percaturan dunia.
Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk memperoleh data mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai sebagai pegangan bahwa anak itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat kegigihan calon orang tua memperjuangkan ‘anak’ mereka selama ini. dengan kata lain, hari depan yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-anak itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai jaminan masa depan yang cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing yang denan tulus bersedia mengasuh mereka?
Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah satu alternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi, seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang tidak mampu, serta perluasan kesempatan bagi sebagian anak untuk hidup lebih baik.
Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi anak Indonesia oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh bangsa, dan oleh karena itu harus dicegah. perlulah kita mengadakan berbagai penelitian dan pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.

Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar