Karangan merupakan
karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Ada lima
jenis karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1. Karangan Narasi
Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang
biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi
ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
·
Menyajikan serangkaian
berita atau peristiwa
·
Disajikan dalam urutan
waktu serta kejadian yang
·
menunjukkan peristiwa
awal sampai akhir
·
Menampilkan pelaku
peristiwa atau kejadian
·
Latar (setting)
digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh karangan Narasi :
Kesialanku
Tepat pukul 11.00 WIB pekan lalu, aku
baru pulang dari kuliah. Seperti biasanya aku pulang kerumah naik ojek yang
beraa didepan kampusku. Kebetulan saat itu matahari sangat terik-teriknya
sehingga hawa panas menyelimuti tubuhku dan lagi ditambah rasa lapar yang sejak
tadi menghantuiku, membuat suasana saat itu tak mengenakkan untukku.
Diperjalanan menuju kerumah terselip kejadian lucu, ternyata ojek yang aku
naiki salah jalan. Tadinya aku sempat kesal namun setelah ia berbicara untuk
menanyakan jalan yang benar, ia menggunakan logat bahasa jawa yang tak ku
mengerti. Tanpa sengaja aku tertawa kecil. Namun aku nalar saja maksudnya
adalah menanyakan jalan yang benar. Kejadian tersebut cukup membuat ku geli
disaat terik matahari yang kian menusuk tubuhku.
Sesampainya dirumah kesialan kembali menerpaku. Ternyata rumahku masih
terkunci, tak seorangpun yang berada didalam rumah dan kebetulan saat itu aku
tidak membawa kunci cadangan. Kembali aku merasa sangat kesal saat itu.
Akhirnya aku menunggu untuk beberapa menit sampai orang tua ku kembali. 10
menit pertama telah berlalu, aku masih duduk di kursi teras depan rumahku. 10
menit berikutnya pun telah berjalan tanpa kusadari, lagi-lagi tak kujumpai
orang rua ku kembali.
Setelah hamper 40 menit aku menunggu dengan rasa bosan. Terbesit sekilas
dalam pikiranku untuk menghubungi orang tua ku. Akhirnya aku menghubungi orang
tua ku. Aku heran mengapa hal ini tak terpikirkan olehku sejak tadi, mungkin
karena terlalu emosi sehingga hal sekecil itu tak lagi terpikirkan olehku.
2. Karangan
Deskripsi
ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan
sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya
sendiri.
Ciri-ciri /
karakteristik karangan deskripsi
a)
Melukiskan atau
menggambarkan suatu objek tertentu
b)
Bertujuan untuk
menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka
melihat merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang
dideskripsikan
c)
Sifat penulisannya
objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa
tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d)
Penulisannya dapat
menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif),
atau sikap penulis
Contoh karangan deskripsi :
Gedung Olahraga dikala Kejurnas
Sore
itu aku berada di sebuah gedung olahraga yang besar dengan rerumputan hijau yang
indah. Poster bertuliskan ”kejurnas bulutangkis” serta bendera bergambar atlet
bulutangkis meramaikan bagian halaman depan gor yang terletak di jalan Sudiang
tersebut. Lautan manusia adalah pemandangan pertama yang kudapati. Disetiap
sisi gor terdapat berbagai macam stand yang menjual berbagai macam
barang. Baju bertuliskan ”i love badminton”, gantungan kunci berbentuk shuttelcock,
serta DVD menjadi serbuan para pembeli. Pergi ke gor untuk menonton
pertandingan bulutangkis adalah impianku sejak lama.
Anak tangga yang banyak dan cukup tinggi menjadi tantangan untuk masuk ke
dalam gor. Sebuah poster besar berukuran 3 x 3 meter menghiasi pintu depan gor
tersebut. Tampak 4 orang TNI berjaga di depan pintu. Dari balik pintu bahkan
sudah terdengar histeria dari penonton yang berada dalam gor yang tampak
berdinding kokoh itu.
Dinding gedung olahraga terlihat gelap dengan warna hijau tua yang menutupi
tiap bagian dindingnya.. Terlihat tempat duduk tersusun secara bertingkat
memenuhi seluruh isi gor dan mengelilingi 6 buah lapangan hijau, yang
dilengkapi dengan kursi wasit, kursi pelatih, papan nilai dan tentunya 6 buah
jaring net. Sorot lampu ke arah lapangan memperjelas pandanganku pada
atlet-atlet yang bertanding di lapangan karpet tersebut. Bunyi decikan sepatu
altet bahkan terdengar sampai ke bagian kursi penonton. Menginjakkan kaki ke
dalam gor adalah hal paling mengagumkan bagiku.
Ruangan gor yang luas namun tanpa ventilasi, tanpa ruang terbuka selain pintu,
dan tanpa AC membuat udara terasa sangat panas. Bahkan jumlah penonton yang
mencapai ribuan membuat suasana semakin sesak. Tidak ada perbedaan antara kursi
tribun biasa dengan kursi VIP yang tepat berada di tengah gor, semuanya
merasakan suasana yang sama. Panas yang menemani dan keringat yang menggelujur
di seluruh tubuh menjadi hadiah tersendiri dari gedung olahraga yang menjadi
langganan tempat kejurnas berlangsung setiap tahunnya.
3. Karangan Eksposisi
adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi
informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a)
Menjelaskan informasi
agar pembaca mengetahuinya
b)
Menyatakan sesuatu yang
benar-benar terjadi (data faktual)
c)
Tidak terdapat unsur
mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d)
Menunjukkan analisis
atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e)
Menunjukkan sebuah
peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Contoh karangan eksposisi :
Rasa Takut
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ?
Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa
bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa
percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi
rasa takut tersebut.
Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau
suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana
tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi
dan suasana tersebut.
Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda
harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat
sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan
situasi yang telah Anda pelajari.
Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan
kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa
bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa
terhalang oleh rasa takut.
Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda.
Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan
yakin bahwa rasa takut iu akan hilang dengan kepercayaan diri yang kuat dan
keyakinan yang tinggi
Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan
atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus
memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri
anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda
4. Karangan
Persuasi
adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti
kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
Contoh karangan persuasi :
Sistem Pendidikan Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum
memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas
IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah
Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.
Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun
semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi
bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu
kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi
semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.
Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Tidak
hanya dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang lebih
penting adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri. Hal
tersebut dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional.
5. Karangan
Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau
mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti,
dan contoh nyata.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a) Berusaha meyakinkan
pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh
pembaca
b)
Pembuktian dilengkapi
dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c)
Dalam argumentasi
pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d) Dalam membuktikan
sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas
e) Dalam membuktikan
kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola
pembuktian
Contoh karangan argumentasi :
Adopsi Anak Indonesia Oleh Orang asing, Mengapa
Tidak ?
Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial,
budaya, dan psikologis dari praktek adopsi ini sebelum orang-orang keburu menilai
yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen
menjadi bangsa yang berkepribadian yang mandiri, mungkin praktek-praktek
seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar negeri
dan segala bentuk hubungan serta ‘produk’ yang berbau luar negeri lebih baik
dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan
bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian
mejadi negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang
menetukan di dalam percaturan dunia.
Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan diulai
dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk memperoleh data
mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan pendidikan yang layak bagi
anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan untuk memelihara dan
menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai sebagai pegangan bahwa anak
itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat kegigihan calon orang
tua memperjuangkan ‘anak’ mereka selama ini. dengan kata lain, hari depan yang
lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-anak itu tetap tinggal
disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga yang mapan. Tetapi
bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken home, anak-anak diluar
nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai jaminan masa depan yang
cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing yang denan tulus bersedia
mengasuh mereka?
Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian
tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah
satu alternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi,
seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang
tidak mampu, serta perluasan kesempatan bagi sebagian anak untuk hidup lebih
baik.
Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi anak Indonesia
oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh bangsa, dan oleh
karena itu harus dicegah. perlulah kita mengadakan berbagai penelitian dan
pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak terdapat
hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa masalah yang
mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar