Persahabatan yang Cukup Singkat
Ceritaku……
Persahabatan
yang tidak terduga. Berawal dari sekolah baruku di SMA. Pertama masuk kelas
dengan suasana baru, rasanya senang bertemu dengan banyak teman baru. Pertama
yang ku kenal adalah Tri. Tri duduk sebangku denganku. Hari pertama, kedua,
ketiga, dan hari hari berikutnya telah ku lewati. Satu sama lain sudah saling
mengenal. Sampai akhirnya aku mempunyai teman baik atau bisa di bilang ya
sahabat. Tri, Ayu, Aisyah, Eflin, Farah, dan Ajeng adalah sahabat sahabatku.
Mereka selalu membantuku, kami pergi bersama, mengerjakan PR bersama, dan
semuanya kita lakukan bersama.
Singkat
waktu, tiba saatnya di penghujung semester 2 yang dimana kita harus menentukan
jurusan IPA atau IPS. Masing masing kita memiliki tujuan masing masing untuk
menentukan jurusan yang kita inginkan. Di saat yang bersamaan juga kita harus
pindah kelas, dan kita semua akan berpencar, tidak berada di satu kelas lagi.
Tapi itu semua bukan masalah untuk kita. Kita masih bisa bersama meskipun kita
sudah berbeda kelas.
Suatu
ketika, Farah si cewek glamour ini punya masalah dengan pacarnya. Farah cerita semua masalahnya dengan kita semua. “Tri,
Ayu, Aisyah, Eflin, Ajeng, Ovi…….huhuhu”, panggil Farah sambil menangis. “Ada
apa lagi Farah sayang ? “, tanya Ovi. “make up ku……”, jawab Farah sambil
menangis dan terhenti saat aku bicara memotong pembicaraan Farah, “ada apa
dengan make up mu?ga bermasalah kok kamu tetep cantik kok Farah sayaaang”. “bukan
gitu vi, make up itu kan bagian dari hidup aku jadi…..”,
“ya lantas ada apa Farah dengan make
up kamu?!!!”, tanya Tri dengan nada kesal
“make up ku hilang aaaaaaa”, jawabnya
lagi sambil merengek
“hahahahahahahahahaha…..”, kami semua
tertawa akibat ulah sepele si cewek glamour ini
“tuh kan malah ketawa, temen lagi
susah juga,ntar kalo engga ada make up aku engga pede nih”, Farah merengek lagi
“yaudahlah , hahaha, kamu minta
beliin sama mama lagi aja wkwkwkwk”, celetuk Ajeng terhadap Farah
“eh iya juga ya?boleh deh boleh uuuu
sahabatku memang cerdas hihihi”, jawab Farah sambil menyubit pipi Ajeng
“aduuuh Farah!!sakit tauuuu!!!”, kata
Ajeng sambil memegang pipinya yang sakit dicubitin sama Farah
Saat berkumpul ini saat
saat yang menyenangkan bagiku. Ayu si wanita band, begitu biasa kami
memanggilnya karena dia senang sekali dengan alat alat music band jaman
sekarang, bahkan Ayu pun bisa memainkan semua alat music band. Kita sering
sekali bernyanyi bersama diiringi dengan gitar kesayangan Ayu. Lagu yang biasa
dinyanyikan adalah Tak Ada yang Abadi. Itulah lagu yang cocok untuk
persahabatan kita.
Kita
semua mempunyai masalah yang berbeda beda, Farah yang selalu bermasalah dengan
make up nya, Ayu yang selalu bermasalah dengan alat alat musiknya, Ajeng yang
punya masalah dengan camera nya, Aisyah yang bermasalah dengan handphone nya
yang selalu ter-update, Eflin yang bermasalah dengan ingatannya, dimana dia
sering lupa menaruh barang dimana, Tri bermasalah dengan penyakit maagnya, dan
aku sendiri bermasalah dengan badanku yang kurus ini.
Walaupun
kita berbeda kelas, setiap istirahat kami selalu bersama. Kami selalu
menyempatkan diri setiap minggu untuk kumpul bersama. Suatu ketika Eflin pernah
sekilas bercerita tentang dirinya, tapi ya hanya sekilas dan candaan. Kita
semua hanya menggap itu candaan biasa. Memang sih dia bercerita kalau dia akan
pindah ke Australia, Eflin bercerita di sela-sela saat kita sedang bercanda
jadi yaa kita tidak menganggap serius.
Hari
berlalu sangat cepat, kita yang masih ingin bersenang senang menikmati masa
remaja harus melanjutkan ke kelas 3. Ya kita udah mau UN, terus kuliah. Pertama
yang aku pandang ke depan adalah kuliah. Kuliah aku menginginkan bisa satu
universitas dengan sahabat sahabatku, itu akan terasa menyenangkan. Kuliah
masih agak jauh ya. Yap waktunya untuk liburan akhir semester 2 di kelas 2.
Liburan, kita berlibur di tempat yang berbeda, aku ke Bali, Eflin ke Australia,
Tri ke Yogya, Farah ke Semarang, Ayu ke Padang, Aisyah ke Pontianak, dan Ajeng
ke Magelang. Yap kita bercerita hanya lewat sms atau bbm.
Menjelang
masuk sekolah, ada kabar yang kurang baik dari Eflin, ternyata ucapannya yang
sekilas waktu itu serius. Eflin pulang ke Jakarta hanya mengepak barang saja
yang di butuhkan di sana. Tidak hanya itu, yang membuat kami sangat sedih, Eflin
akan tinggal disana. Kami mengantar Eflin ke bandara. Dengan perasaan berat dan
sangat sedih kami melepaskan Eflin tinggal di Australia. Saat di bandara, air
mata kami semua pun tak terbendung lagi.
Beberapa hari
kemudian Eflin mengabarkan bahwa dia sudah sampai dengan selamat di Australia,
dia juga bercerita kalau disana dia mendaapat teman-teman yang baik dan dia
betah disana. Meskipun kami sedikit kecewa karena tidak bisa berkumpul lagi
dengan Eflin, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan yang
terbaik untuk sahabat kami Eflin.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar