RESENSI
Istilah
resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yang berarti kupasan atau
pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film,
atau drama yang biasanya
disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah. Pada Kamus
Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan,
pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal
dengan istilah timbangan buku.
Tujuan Membuat
Resensi Film Adalah Sebagi Berikut :
- Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (menyeluruh) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah produk (buku, kaset, film, sinetron dan sejenisnya yang udah saya sebutkan di atas).
- Mengajak penikmat film untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah produk.
- Memberikan pertimbangan kepada calon penonton atau penikmat film apakah sebuah produk film pantas mendapat sambutan masyarakat atau malah sambitan?
- Menjawab pertanyaan yang (mungkin) muncul jika seseorang melihat produk yang baru diluncurkan (diterbitkan), seperti:
- Siapa siapa sutradara dan para pemainnya? Beserta kru film lainnya.
- Mengapa ia membuat film tersebut?
- Apa pernyataannya?
- Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis karya sutradara yang sama?
- Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis yang dihasilkan sutradara-sutradara lain
- Untuk segolongan penikmat film bertujuan :
- Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih-milih film tersebut.
- Setelah membaca resensi produk berminat untuk menonton atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi.
- Mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
Langkah-Langkah
Membuat Resesnsi Film :
- Mengenali atau menjajaki film yang akan diresensi.
- Mulai dari tema film yang diresensi, disertai deskripsi (penggambaran) isi film
- Siapa perusahaan yang menerbitkan film itu, kapan dan di mana diproduksi? Durasi berapa?
- Siapa sutradaranya nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, film apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menyutradarai film tersebut. Jadi cerita singkat tentang sutradaranyanya. Termasuk produsernya.
- Film tersebut termasuk golongan / genre film yang mana?
- Melihat film yang akan diresensi secara komfrehensif, cermat dan kunti (baca: tekun dan teliti). Artinya melihat sedetail-detailnya. Jangan ada yang keliru.
- Menandai bagian film yang akan dijadikan sebagai kutipan dalam resensi. Biasanya point-point yang menarik dari film tersebut.
- Membuat sinopsis atau intisari dari film yang akan diresensi.
- Menentukan sikap sebagai perensi dengan menilai hal-hal berikut :
- Skenarionya, alur ceritanya enak apa nggak (misalnya melompat-lompat apa mengalir enak), bagaimana dengan dialog-doalog di ceritanya tersebut, bagaimana akting dari para pemainnya, tata suara, tata gambar.dan latarnya bagus apa tidak.
- Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.
Manfaat Resensi Film
Synopsis tidak hannya menguatkan
cerita film tetapi dapat mempengaruhi calon pembeli untuk membeli film tersebut.
Synopsis juga dapat menjadi sarana untuk mempromosikan film kepada pembeli.
Jadi, synopsis menjadi salah satu penentu yang tidak dianggap remeh. Oleh
karena itu, para produsen perfilman sangat hati-hatidalam memilih penulis
synopsis. Meskipun pemeran dalam sebuah film tersebut memboyong actor dan
aktris terkemuka, jika sinopsisnya film yang dibuat tidak menarik bukan jaminan
pembeli akan membeli film tersebut. Kehadiran sinopsis film dapat membantu para
maniak film untuk memilih film-film yang dianggap bagus dan berkualitas untuk
ditonton.
Judul Film : KING
Sutradara
: Ari Sihasale
Penulis :Dirmawan Hatta
Penulis :Dirmawan Hatta
Pemeran : Rangga
Raditya, Lucky Martin, Mamiek
Prakoso, Surya Saputra, Ario Wahab, Wulan
Guritno, Valerie Thomas, Asrul Dahlan
Produksi :
Alenia Pictures
Jenis
film : Sport/Family
Executive
Producer : Nia Sihasale Zulkarnaen
Producer & Director : Ari Sihasale
Line Producer : Noel Radjapono & Gunawan Raharjo
Ide cerita : Ari Sihasale, Nia Sihasale & Andhy Pulung
Screenplay : Dirmawan Hatta
DOP : Yudi Datau
Art Director : Budi Riyanto Karung
Film Editor : Andhy Pulung
Producer & Director : Ari Sihasale
Line Producer : Noel Radjapono & Gunawan Raharjo
Ide cerita : Ari Sihasale, Nia Sihasale & Andhy Pulung
Screenplay : Dirmawan Hatta
DOP : Yudi Datau
Art Director : Budi Riyanto Karung
Film Editor : Andhy Pulung
Penata suara :
Dwi Budi Priyanto & Khikmawan Santosa
Penata musik : Aksan Sjuman & Titi Sjuman
Original Soundtrack : Ipang & Ridho
Penata musik : Aksan Sjuman & Titi Sjuman
Original Soundtrack : Ipang & Ridho
King merupakan film
Indonesia yang dirilis pada 25 Juni 2009. Alur cerita
berkisah tentang perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur
(Rangga Raditya) dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulutangkis
sejati, seperti idola ayahnya "Liem Swie King” Ayahnya (Mamiek Prakoso)
adalah seorang komentator pertandingan bulutangkis antar kampung yang juga
berprofesi sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia
sangat mencintai bulutangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu
pada Guntur anaknya, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara
bulutangkis.
Mendengar cerita ayahnya tentang
“KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan
segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya
Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden (Lucky
Martin) tersebut justru seringkali menyusahkannya, seperti ketika Raden
memaksanya harus bertanding dengan mas Raino jagoan bulutangkis di kampung
mereka, yang akhirnya membuat Guntur di hukum oleh sang ayah. Namun dengan
semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus
dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa
bulutangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulutangkis kebanggaan
Indonesia dan kebanggaan keluarga seperti Liem Swie King sang idola.
Bahasa yang
digunakan adalah bahasa sehari-hari dengan dicampur sedikit bahasa daerah. film
KING ini ternyata juga menampilkan konflik sederhana namun bernilai. sebagai
contoh, ketika hubungan anak-bapak antara Guntur dengan bapaknya renggang hanya
gara-gara Guntur tidak terima karena selalu dimarahi oleh sang bapak. Di sini
Guntur bahkan melampiaskan kemarahannya dengan membuang-buang bulu ayam yang
dikumpulkan oleh bapaknya untuk dijual ke produsen shuttlecock ternyata,
walaupun menjadi seorang bapak yang keras, tokoh bapak yang diperankan oleh
Mamiek ini diam-diam merasa kasihan juga kepada sang anak bahkan ia sempat meminjamkan raket kepada
tetangganya untuk Guntur gunakan pada lomba Badminton di sekolahnya, ini ia
lakukan secara diam-diam juga dan ketika
raket itu rusak, sang bapak pun rela “menggadaikan” TV yang dimilikinya kepada
si pemilik raket, hingga ia mampu mengganti kerusakan raket itu dan ternyata
kerenggangan hubungan itu semata-mata hanya dikarenakan tidak adanya komunikasi
yang baik antara bapak dan anak ini.
Nilai didik yang
disampaikan dalam film king merupakan ketika kita memenangkan sesuatu, tetapi
dengan cara yang mungkin bisa “menyusahkan” orang lain, sama saja bohong. Itu
ditunjukkan ketika Guntur menang tanding badminton di sekolahnya, namun
ternyata di balik itu ada beberapa orang yang musti “menderita”. Raden yang
dimarahi neneknya gara-gara pemukul kasur neneknya diambil untuk “meminjam”
raket badminton Michelle lalu pembantu Michelle yang dimarahi ibu Michelle
gara-gara raket Michelle diambil tanpa permisi. Itulah kenapa, walaupun Guntur
menang, tetap saja dianggap sebagai orang yang kalah oleh bapaknya dan ini
diakhiri dengan pernyataan “tidak ada gunanya menjadi
juara kalau hanya menjadi beban untuk orang lain”.
Jalannya proses
editing dalam film King ini berjalan sangat baik. Cara sutradara menerjemahkan
skenarionya adalah dengan mengarahkan para pemain menggunakan mimik dan bahasa
tubuh yang baik. Sinematografi dan penyutingaan gambar bagus, fokus, dan tidak
terdapat kecacatan.
Tata artistik :
Debut dari sutradara Ari Sihasale yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor
dan produser ini memang menjanjikan. Berbekal materi kuat dengan ajakan untuk
bekerja keras dan memelihara mimpi, KING menjadi salah satu film yang bisa
menginspirasi banyak orang. Begitupun, kualitas produksi film ini layak diberi
jempol. Dibawah campur tangan Yudhi Datau sebagai production designer, film ini
bisa mengkolaborasikan unsur dramaturgi yang kuat didukung dengan lansekap
pemandangan indah di sudut-sudut Jawa yang jarang terjamah. Akting Mamiek
Prakoso yang terlanjur lekat dengan stempelnya sebagai pemain Srimulat
benar-benar hilang dan menghasilkan sebuah akting mumpuni.
Film King ini
merupakan salah satu film yang sangat layak ditonton bagi semua kalangan. Hal
ini berkaitan dengan tema film yang sangat menonjolkan unsur nasionalisme yang
tinggi.
SUMBER :
http://eviwidi.wordpress.com/2009/06/30/film-king-ini-tentang-spirit-bung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar