Minggu, 02 Juni 2013

TUGAS BAHASA INDONESIA 2 - RESENSI



RESENSI
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah. Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.

Tujuan Membuat Resensi Film Adalah Sebagi Berikut :
  1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (menyeluruh) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah produk (buku, kaset, film, sinetron dan sejenisnya yang udah saya sebutkan di atas).
  2. Mengajak penikmat film untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah produk.
  3. Memberikan pertimbangan kepada calon penonton atau penikmat film apakah sebuah produk film pantas mendapat sambutan masyarakat atau malah sambitan?
  4. Menjawab pertanyaan yang (mungkin) muncul jika seseorang melihat produk yang baru diluncurkan (diterbitkan), seperti:
    • Siapa siapa sutradara dan para pemainnya? Beserta kru film lainnya.
    • Mengapa ia membuat film tersebut?
    • Apa pernyataannya?
    • Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis karya sutradara yang sama?
    • Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis yang dihasilkan sutradara-sutradara lain
  5. Untuk segolongan penikmat film bertujuan :
    • Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih-milih film tersebut.
    • Setelah membaca resensi produk berminat untuk menonton atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi.
    • Mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
Langkah-Langkah Membuat Resesnsi Film :
  1. Mengenali atau menjajaki film yang akan diresensi.
  2. Mulai dari tema film yang diresensi, disertai deskripsi (penggambaran) isi film
  3. Siapa perusahaan yang menerbitkan film itu, kapan dan di mana diproduksi? Durasi berapa?
  4. Siapa sutradaranya nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, film apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menyutradarai film tersebut. Jadi cerita singkat tentang sutradaranyanya. Termasuk produsernya.
  5. Film tersebut termasuk golongan / genre film yang mana?
  6. Melihat film yang akan diresensi secara komfrehensif, cermat dan kunti (baca: tekun dan teliti). Artinya melihat sedetail-detailnya. Jangan ada yang keliru.
  7. Menandai bagian film yang akan dijadikan sebagai kutipan dalam resensi. Biasanya point-point yang menarik dari film tersebut.
  8. Membuat sinopsis atau intisari dari film yang akan diresensi.
  9. Menentukan sikap sebagai perensi dengan menilai hal-hal berikut :
    • Skenarionya, alur ceritanya enak apa nggak (misalnya melompat-lompat apa mengalir enak), bagaimana dengan dialog-doalog di ceritanya tersebut, bagaimana akting dari para pemainnya, tata suara, tata gambar.dan latarnya bagus apa tidak.
    • Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.

Manfaat Resensi Film
 Synopsis tidak hannya menguatkan cerita film tetapi dapat mempengaruhi calon pembeli untuk membeli film tersebut. Synopsis juga dapat menjadi sarana untuk mempromosikan film kepada pembeli. Jadi, synopsis menjadi salah satu penentu yang tidak dianggap remeh. Oleh karena itu, para produsen perfilman sangat hati-hatidalam memilih penulis synopsis. Meskipun pemeran dalam sebuah film tersebut memboyong actor dan aktris terkemuka, jika sinopsisnya film yang dibuat tidak menarik bukan jaminan pembeli akan membeli film tersebut. Kehadiran sinopsis film dapat membantu para maniak film untuk memilih film-film yang dianggap bagus dan berkualitas untuk ditonton.

RESENSI FILM KING


Judul Film                : KING
Sutradara                 : Ari Sihasale
Penulis                    
:Dirmawan Hatta
Pemeran                   : Rangga Raditya, Lucky Martin, Mamiek
       Prakoso, Surya Saputra,  Ario Wahab, Wulan
       Guritno, Valerie Thomas, Asrul Dahlan
Produksi                    : Alenia Pictures
Jenis film                   : Sport/Family
Executive Producer      : Nia Sihasale Zulkarnaen
 Producer & Director    :
Ari Sihasale
 
Line Producer            : Noel Radjapono & Gunawan Raharjo
 Ide cerita                  :
Ari Sihasale, Nia Sihasale & Andhy Pulung
 Screenplay                : Dirmawan Hatta
 DOP                         :
Yudi Datau
 
Art Director               : Budi Riyanto Karung
 Film Editor                :
Andhy Pulung
Penata suara              : Dwi Budi Priyanto & Khikmawan Santosa
Penata musik              :
Aksan Sjuman & Titi Sjuman
Original Soundtrack      : Ipang & Ridho
                                                                                                               
King merupakan film Indonesia yang dirilis pada 25 Juni 2009. Alur cerita berkisah tentang perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur (Rangga Raditya) dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulutangkis sejati, seperti idola ayahnya "Liem Swie King” Ayahnya (Mamiek Prakoso) adalah seorang komentator pertandingan bulutangkis antar kampung yang juga berprofesi sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulutangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur anaknya, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulutangkis.
Mendengar cerita ayahnya tentang “KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden (Lucky Martin) tersebut justru seringkali menyusahkannya, seperti ketika Raden memaksanya harus bertanding dengan mas Raino jagoan bulutangkis di kampung mereka, yang akhirnya membuat Guntur di hukum oleh sang ayah. Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulutangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulutangkis kebanggaan Indonesia dan kebanggaan keluarga seperti Liem Swie King sang idola.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dengan dicampur sedikit bahasa daerah. film KING ini ternyata juga menampilkan konflik sederhana namun bernilai. sebagai contoh, ketika hubungan anak-bapak antara Guntur dengan bapaknya renggang hanya gara-gara Guntur tidak terima karena selalu dimarahi oleh sang bapak. Di sini Guntur bahkan melampiaskan kemarahannya dengan membuang-buang bulu ayam yang dikumpulkan oleh bapaknya untuk dijual ke produsen shuttlecock ternyata, walaupun menjadi seorang bapak yang keras, tokoh bapak yang diperankan oleh Mamiek ini diam-diam merasa kasihan juga kepada sang anak  bahkan ia sempat meminjamkan raket kepada tetangganya untuk Guntur gunakan pada lomba Badminton di sekolahnya, ini ia lakukan secara diam-diam juga  dan ketika raket itu rusak, sang bapak pun rela “menggadaikan” TV yang dimilikinya kepada si pemilik raket, hingga ia mampu mengganti kerusakan raket itu dan ternyata kerenggangan hubungan itu semata-mata hanya dikarenakan tidak adanya komunikasi yang baik antara bapak dan anak ini.
Nilai didik yang disampaikan dalam film king merupakan ketika kita memenangkan sesuatu, tetapi dengan cara yang mungkin bisa “menyusahkan” orang lain, sama saja bohong. Itu ditunjukkan ketika Guntur menang tanding badminton di sekolahnya, namun ternyata di balik itu ada beberapa orang yang musti “menderita”. Raden yang dimarahi neneknya gara-gara pemukul kasur neneknya diambil untuk “meminjam” raket badminton Michelle lalu pembantu Michelle yang dimarahi ibu Michelle gara-gara raket Michelle diambil tanpa permisi. Itulah kenapa, walaupun Guntur menang, tetap saja dianggap sebagai orang yang kalah oleh bapaknya dan ini diakhiri dengan pernyataan “tidak ada gunanya menjadi juara kalau hanya menjadi beban untuk orang lain”.
Jalannya proses editing dalam film King ini berjalan sangat baik. Cara sutradara menerjemahkan skenarionya adalah dengan mengarahkan para pemain menggunakan mimik dan bahasa tubuh yang baik. Sinematografi dan penyutingaan gambar bagus, fokus, dan tidak terdapat kecacatan.
Tata artistik : Debut dari sutradara Ari Sihasale yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor dan produser ini memang menjanjikan. Berbekal materi kuat dengan ajakan untuk bekerja keras dan memelihara mimpi, KING menjadi salah satu film yang bisa menginspirasi banyak orang. Begitupun, kualitas produksi film ini layak diberi jempol. Dibawah campur tangan Yudhi Datau sebagai production designer, film ini bisa mengkolaborasikan unsur dramaturgi yang kuat didukung dengan lansekap pemandangan indah di sudut-sudut Jawa yang jarang terjamah. Akting Mamiek Prakoso yang terlanjur lekat dengan stempelnya sebagai pemain Srimulat benar-benar hilang dan menghasilkan sebuah akting mumpuni.
Film King ini merupakan salah satu film yang sangat layak ditonton bagi semua kalangan. Hal ini berkaitan dengan tema film yang sangat menonjolkan unsur nasionalisme yang tinggi.

SUMBER :
http://eviwidi.wordpress.com/2009/06/30/film-king-ini-tentang-spirit-bung/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar