Nama : Ovia Dharma P.
NPM : 15210292
Kelas : 3EA13
1.
Pendahuluan
Pengertian
perilaku konsumen
proses atau aktivitas pada saat
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku
konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian.
Pemikiran
yang benar tentang konsumen
·
Konsumen
adalah RAJA
·
Motivasi
dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
·
Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif
·
Bujukkan
dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan
pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi.
Penelitian konsumen sebagai
suatu bidang yang dinamis
Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif dimana pendekatan ini menggali secara
mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan
melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk danjasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen.
Pendekatan
ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dan
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut
Abraham Maslow .
2.
Segmentasi
Pasar dan Analisis Demografi
Segmentasi
pasar
adalah pengelompokan pasar yang heterogen menjadi kelompok-kelompok konsumen
yang homogen, dimana tiap kelompok dapat dipilih sebagai pasar yang dituju
untuk pemasaran suatu produk..
Segmentasi
dan kepuasan
Menurut
Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (
hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a) Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b) Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat
istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas
adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong
pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
1. Tingkatkan
Efisiensi Proses Produksi
Proses
produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin
rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka
margin keuntungan juga samakin tinggi.
2. Fokus
Pada “Core Business” Terpenting Anda
Yaitu
waktu, energy dan pikiran dimana apabila hal yang tidak penting dilakukan maka
merupakan pemborosan sumber daya waktu.
3. Berdayakan
Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Dengan
menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, makan dapat
membawa organisasi ke level yang lebih tinggi lagi dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi.
4. Pertajam
Kecerdasan Organisasi
Semakin
cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda
5. Kompensasi
Yang Sesuai
Berikan
kompensasi yang sesuai dengan kinerja dan apa yang sudah diberikan kepada
organisasi.
Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka
harus memenuhi beberapa karakteristik:
·
Measurable
: Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa
variabel yang sulit diukur.
·
Accessible
: Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
·
Substantial
: Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
Rencana
Perubahan
Pengambilan
Keputusan Konsumen
·
Analisis
Kebutuhan dimana konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi
keinginannya
·
Pencarian
Informasi yaitu setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari
produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·
Evaluasi
Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif
yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan
biaya yang harus ia keluarkan.
·
Keputusan
Pembelian yaitu konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga
tertentu, warna tertentu.
·
Sikap
Paska Pembelian adalah sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah
membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa.
Analisis
Kebijakan Sosial
Analisis
kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan
kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan
proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih
menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan
kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan
yang baru.
3.
Proses
Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Model pengambilan keputusan
1. The
satisficing model yaitu menyederhanan masalah yang kompleks sampai pada titik
dimana masalah tersebut dapat diselesaikan.
2. Model
optimasi atau pendekatan kuantitatif yaitu, memperhitungkan untung-rugi dengan
mempertimbangkan timbulnya berbagai macam kejadian sebagai dampak dari
alternatif yang telah dirumuskan.
3. The implisit
favorite model atau subjektifitas cukup tinggi yaitu, biasanya untuk keputusan
yang kompleks dan tidak rutin.
4. The
intuitive model suatu proses bawah sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman
yang terseleksi.
Tipe proses pengambilan keputusan
1.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang berulang-ulang dan rutin
sehingga dapat deprogram. Contohnya seperti pemesanan barang.
2.
Keputusan setngah terprogram yaitu, keputusan yang sebagian dapat
diprogram dan sebagian lagi tidak terprogram. Contohnya keputusan alokasi untuk
dana promosi.
3. Keptusan
tidak terprogram yaitu, keputusan yang tidak selalu terjadi dan biasanya
berasal dari lingkungan eksternal.
4. Evaluasi
Alternatif Sebelum Pembelian
Kriteria
Evaluasi
ketika berbagai alternatif telah diperoleh,
konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam
keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan
dibelinya.
Menentukan
alternative pilihan
Beberapa tekhnik yang dapat dilakukan :
1.
Teknik Kompensatori yaitu kelebihan suatu
produk dapat menutupi kelemahan produk dari atribut lainnya.
2.
Teknik
Non Kompensatori yaitu skor yang tinggi pada atribut produk tidak dapat
menutupi skor yang rendah pada atribut lain.
3.
Teknik Leksikografik dalam tipe ini konsumen
akan memilih berdasarkan atribut yang dianggap paling penting.
4.
Teknik Pengurangan bertahap
5.
Teknik Konjungtif disini konsumen akan
menetapkan batas minimum standar.
6.
Teknik Disjungtif, maksudnya konsumen akan
memilih merk dengan skor tertinggi.
Menaksir alternative pilihan
Pada tahap ini konsumen akan menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merk alternative yang akan mereka pilih dan pada
akhirnya dibeli. Bagaimana konsumen tersebut mengevaluasi alternative barang
yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi pada saat
akan melakukan pembelian. Dalam beberapa keadaan ada konsumen yang menggunakan
pemikiran logis dan ada juga yang membeli berdasarkan dorongan sesaat. Kadang-kadang
konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya
pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran
pembelian.
Menyeleksi
aturan pengambilan keputusan
Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pada tahap ini pemasar dianggap berhasil kalau
pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
PEMBELIAN
PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Menurut
(Kotler, 2000:I 204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan
membeli melewati lima tahap, yaitu:
1.
Pengenalan
masalah
Proses
membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah
atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan
yang diinginkan.
2.
Pencarian
informasi
Seorang
konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi
mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan
ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen
dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
3. Evaluasi
alternative
Tahap
dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi
untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar
tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita
menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut
produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap
atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga,
konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai
dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan
produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa
prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur
evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen,atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen,atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
4. Keputusan
membeli
Dalam
tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk
membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan
keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat
dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat
produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan
bisa menambah niat pembelian.
5. Tingkah
laku pasca pembelian
Tahap
dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan
pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada
hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk.
Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi
harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK
Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
Analiis
Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ada
empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen:
·
Sudut
Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat
keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang
tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man.
·
Sudut
Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau
sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu
mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi
selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau
menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man,
seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan
seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya
(heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
- Sudut Pandang Emosianal
Menekankan
emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk.
Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun
yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan
emosi.anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan
produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Model
Sederhana untuk menggambarkan pengambilan keputusan konsumen.
Pengaruh
Eksternal
Usaha-usaha
pemasaran Lingkungan social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non
komersial, kelas social, budaya dan sub budaya
Pengambilan
Keputusan Pada Konsumen
a. Sadar
akan kebutuhan
b. Mencari
sebelum membeli
c. Mengevaluasi
alternative
Area
psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
Perilaku
Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian
ulang
Evaluasi
Setelah Pembelian
·
Input
Komponen input merupakan pengaruh
eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi
nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
- Proses
Merupakan
tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan.
Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
·
Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang
saling berhubungan, yaitu :
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli
Perilaku beli dan Evaluasi pasca beli
MEMILIH
SUMBER-SUMBER PEMBELIAN
·
Sumber-Sumber
Pembelian Eksteren
a. Kebudayaan
faktor
budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen.Pustakawan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya
tersebut,dan juga sub-budaya,dan juga kelas social pembeli.Budaya memegang
peranan yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah
sangat melekat di dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh
kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
b. Kelompok
Sosial dan Refrensi
Pada
umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya
tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial
memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3
bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah
semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian
konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap
keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat
menggambarkan peran dan status pamakainya. Perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status
sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang
atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
c. Keluarga
Keluarga
dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga,
tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi
dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang
dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap
perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan
pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua.
Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling
mempengaruhi (suami-istri dan anak).
·
Sumber-Sumber
Pembelian Intern
a.
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan. Asumsi bahwa keadaan terdorong/munculnya dorongan pada
organisme dipicu oleh mekanisme – mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan
sebagaimana yang akan kita lihat, dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan
– kebutuhan organisme. Jika organisme mengalami keadaan kekurangan
fisiologis/mengalami kebutuhan – kebutuhan, dorongan – dorongan untuk
mengembalikan keadaan fisiologis itu akan aktif pada organisme tersebut
(Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun demikian, dalam keadaan tertentu
dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan. Motivasi merupakan kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan
oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan),
kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan
dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri
(pengembangan dan perwujudan diri).
b.
Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu
orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan
dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan
deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan
emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c.
Kepribadian
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang).
http://murtihasanah.wordpress.com/2011/11/25/tugas-softskill-bab-5-pembelian/
Sumber :
modul menata produk untuk bisnis dan manajemen oleh Sutrisno dan
Kusmawan Rusmandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar